Home Forum Penulisan Ilmiah Menulis Ilmiah adalah Kompetensi

Melihat 1 tulisan (dari total 1)
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
  • #2523
    asepx
    Peserta

    Beberapa orang mengerti Menulis Ilmiah jadi mata kuliah atau bahan evaluasi semata-mata. Kita seringkali lupa Menulis Ilmiah itu datang dari “menulis” yang bermakna tindakan atau tingkah laku tuangkan inspirasi/ide dengan tercatat. Sedang “ilmiah” bermakna berbentuk pengetahuan; penuhi aturan ilmu dan pengetahuan. Benar-benar jelas jika Menulis Ilmiah adalah tingkah laku dalam tuangkan inspirasi/ide dengan tercatat yang penuhi aturan ilmu dan pengetahuan. Karena itu lumrah “menulis ilmiah” antonimnya ialah “menulis nonilmiah”.

    Menulis Ilmiah dalam realisasinya bukan mata kuliah atau pelajaran. Tetapi tindakan riil dalam tuangkan inspirasi/ide ilmiah dengan tercatat. Menulis Ilmiah ialah kompetensi.

    Kenapa Menulis Ilmiah jadi kompetensi?

    Sebab beberapa orang belajar Menulis Ilmiah tetapi selanjutnya tidak dapat menulis ilmiah. Sebab banyak guru atau dosen Menulis Ilmiah yang cuma mengajari materi tetapi tidak memberikan contoh riil untuk menulis ilmiah. Menulis Ilmiah jadi tidak berhasil saat beberapa pembelajar tidak dapat menulis ilmiah, saat pengajar tidak ingin serta tidak dapat jadi contoh saat menulis ilmiah. Menulis Ilmiah cuma hanya dipelajari, tapi tidak dikerjakan. Jangan jadi terlatih menulis ilmiah, melatiih untuk menulis ilmiah saja tidak dikerjakan. Satu kali lagi, menulis ilmiah ialah kompetensi.

    Kenapa Menulis Ilmiah?

    Sebab ketertarikan serta jumlahnya tulisan ilmiah di Indonesia masih rendah. Data dari Scientific American Survey (1994) tunjukkan jika andil tahunan Scientist serta ScholarsIndonesia pada pengetahuan (knowledge), sains, serta tehnologi cuma 0,012 %. Tambah lebih rendah bila dibanding dengan Singapura 0,179 %. Ditambah lagi dibanding andil ilmuwan di AS yang sampai 20 %. Data lain, di Indonesia cuma ada 0,8 artikel per satu juta masyarakat, sedang di India sampai 12 artikel per satu juta masyarakat. Dalam soal Menulis Ilmiah, Indonesia ada di urutan paling rendah dibanding beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, atau Thailand.

    Itu asas kenapa penting belajar Menulis Ilmiah lalu memiliki tingkah laku atau rutinitas untuk menulis dengan ilmiah. Satu kali lagi, Menulis Ilmiah ialah kompetensi.

    Kenapa tingkah laku menulis ilmiah di Indonesia rendah? Kenapa sedikit tulisan ilmiah di Indonesia?

    Ada beberapa peluang jawabnya. Bisa disebabkan orang pandai, guru, dosen tidak memiliki ketertarikan atau mungkin tidak dapat menulis ilmiah, baik berbentuk artikel atau buku. Karena sebab rendahnya ketertarikan baca warga hingga tidak ada bahan atau referensi untuk dapat dicatat. Rendahnya tingkah laku menulis ilmiah dapat dikarenakan oleh beberapa unsur, salah satunya tidak cinta menulis, tidak memiliki waktu serta menulis tidak ada uangnya. Lumrah jikia guru atau dosen cuma suka habiskan waktu untuk mengajar. Tidak memiliki waktu untuk menulis. Untuk mereka, menulis dipandang belum jadi sumber penghasilan penambahan. Berikut rintangan paling berat dalam Menulis Ilmiah.

    Lalu, apa jalan keluar dalam belajar Menulis Ilmiah?

    Tidak ada lainnya tidak hanya jadikan Menulis Ilmiah jadi kompetensi. Trampil saat menulis ilmiah, suka saat menulis ilmaih. Menulis Ilmiah bukan sekedar bahan ajar. Tetapi harus jadi tingkah laku atau rutinitas saat menulis ilmiah. Triknya simpel, pembelajar atau pengajar harus latihan menulis yang serius, terukur, serta sesuai dengan aturan tulisan ilmiah. Kemudian, berani untuk mempublikasikannya hingga berguna buat pembaca. Menulis Ilmiah harus didasari “keteladanan”, contoh yang baik saat menulis ilmiah.

    Karena itu Menulis Ilmah ialah kompetensi.

    Tiap kita, pembelajar atau pengajar harus kompeten dalam hijab sakeena Menulis Illmiah. Kompetensi Menulis Ilmiah yang perlu dipunyai terbagi dalam: 1) pengetahuan, 2) sikap, 3) proses, 4) ketrampilan, 5) hasil, serta 6) karier. Menulis Ilmiah harus didasari pengetahuan yang dapat membuat sikapdan dikerjakan lewat proses yang baik hingga jadi trampil serta berbentuk dalam hasiltulisan ilmiah yang dapat jadikan karier.

    Jadi, bagaimanakah cara jadikan Menulis Ilmiah jadi Kompetensi?

    Menulis Ilmiah ialah ketrampilan atau tingkah laku dalam tuangkan inspirasi atau ide dengan tercatat yang diberikan dengan rasional serta sistematis yang berisi pengetahuan serta pengalaman faktual dengan obyektif. Menulis Ilmiah seringkali dikatakan sebagai karanagn ilmiah atau karya ilmiah.

    Contoh-contoh hasil tulisan ilmiah atau tipe karya ilmiah diantaranya:

    Makalah: karangan ilmiah yang berisi inti pemikiran mengenai tema khusus yang diberikan dalam persfektif ilmiah dengan sistematika ilmiah.

    Esai: Penjelasan tema terntentu dengan panjang lebar yang diberikan dengan ilmiah untuk memengaruhi pembaca yang dikatakan lewat mass media atau jurnal ilmiah.

    Skripsi/Tesis/Disertasi: karangan ilmiah yang diatur dengan sistematis serta rasional jadi hasil penilaian atau laporan riset mengenai tema khusus jadi ketentuan penyelesaian studi.

    Artikel: tulisan terlepas berisi pendapat satu orang yang kupas selesai satu permasalahan yang berbentuk aktual atau polemis yang bertujaun memberi tahu, memengaruhi atau menghibur pembaca lewat mass media.

    Berita: apapun yang ingin serta perlu untuk diketahui oleh warga yang berdasarkan pada bukti serta data.

    Judul: pendapat tercatat yang berisi opini atau sikap sah satu media pada masalah aktual, fantastis, atau polemis yang bertumbuh di warga.

    Menulis Ilmiah jadi bentuk pengutaraan pemikiran ilmiah dengan tercatat harus penuhi ketentuan keilmiahan tulisan, yakni 1) faktual, 2) rasional, serta 3) sistematis. Menulis ilmiah adalah ketrampilan menulis dengan ilmiah. Menulis ilmiah mengutamakan pada ketrampilan menulis serta langkah berpikir ilmiah yang dituangkan ke tulisan.

    Tulisan ilmiah yang baik harus “mendekatkan jarak” di antara penulis serta pembaca. Karenanya, Menulis ilmiah mewajibkan berlangsungnya pandangan serta penafsiran yang sama di antara pembaca dengan isi bacaan.

    Menulis Ilmiah jadi proses pada intinya berisi karakter dalam karya ilmiah. Beberapa karakter penting yang perlu ada pada satu tulisan ilmiah ialah:

    Isi,menyediakan inspirasi yang faktual atau ide yang rasional dengan netral serta terstruktur.
    Sistematika,penuhi aturan tulisan yang sesuai sistematika yang baik serta ditata dalam konvensi khusus.
    Bahasa,menjelaskan ide dengan kalimat yang lugas dengan diksi serta arti yang pasti dan penuhi aturan bahasa baku yang dibuat dari pemikiran yang netral.

    Menulis Ilmiah selanjutnya akan membuahkan karya ilmiah yang baik, bisa diterima pembacanya. Ada banyak ciri yang perlu dipenuhi dalam tulisan ilmiah, diantaranya:

    1. Berbentuk netral serta sistematis,

    2. Diberikan berdasar bukti serta rasional

    3. Menggnakan bahasa yang baku serta lugas.

    4. Tidak berprasangka atau mungkin tidak emosional.

    5. Dicatat dengan konseptual serta procedural,

    6. Penuhi aturan ilmiah

    Lalu, apa yang dibuat dari menulis ilmiah?

    Menulis Ilmiah jadi kompetensi selanjutnya akan membuahkan 2 tipe karya ilmiah, yakni

    1. Karangan ilmiah, karangan yang berisi hasil pertimbangan ilmiah mengenai suatu hal sesuai karakter keilmuannya.

    2. Laporan ilmiah, bentuk pengutaraan berita, info, pengetahuan, atau ide jadi hasil riset, penilaian atau pemeriksaan ilmiah.

    Satu kali lagi, Menulis Ilmiah ialah kompetensi. Itu spirit yang pantas jadi referensi. Supaya hasil evaluasi Menulis Ilmiah dapat sampai maksudnya. Tidak cuma tahu mengenai menulis ilmiah, tetapi dapat berperilaku untuk menulis ilmiah.

    Berlatihlah untuk menulis ilmiah. Sebab Menulis Ilmiah akan merangsang pertimbangan untuk bergerak. Menulis Ilmiah bukan untuk dinanti, bukan juga untuk dipelajari semata-mata. Tetapi sebaiknya Menulis Ilmiah dikerjakan saat ini, bukan besok atau lusa. Kita tidak pernah jadi diri sendiri saat kita belum menuliskan.

Melihat 1 tulisan (dari total 1)
  • Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.